In Curhat

Berjuang!

Kebetulan buka twitter.

Terus ada yang ngetweet  kalo pengumuman M3M udah keluar. Jelas lah aku (meskipun nggak ndaftar dan nggak tertarik masuk M3M) kaget banget. Lha katanya temen-temen yang ikutan tes M3M, pengumumannya baru besok. Kok sekarang udah diumumin?

Dengan hati dag-dig-dug serr... (entah karena apa) aku buka websitenya M3M dan dengan suwabar nunggu webnya buka.

Setelah muncul semua daftarnya, aku cari satu per satu namanya temen-temen. Satu, dua, tiga... Astaga, hampir keterima semua!  Bahkan aku liat beberapa nama teman-temen SD-ku disana :3

Alhamdulillah perjuanganmu gak sia-sia rek.

Err... Tapi jangan langsung percaya dulu deh. Tunggu aja besok, yang lebih resmi/? Tapi kemungkinan keterima udah tinggi banget kok. Secara kalian pinter-pinter semua.


Oke. Kalau begitu, sekarang giliranku untuk berjuang.

Secara, bebanku lebih berat, lebih besar, lebih beresiko, daripada kalian yang sudah keterima M3M.

Jadi, rek, doakan aku dan temen-temen yang mau masuk SMA biar diberi kekuatan dan nilai UN yang bagus, serta dimudahkan dalam mencari sekolah ya rek. Buat temen-temen yang nggak keterima M3M juga, semoga mereka diberi ketabahan dan nggak putus asa, ingat! Masih ada jalur reguler sama beasiswa rek!

Aamiin yaa Rabbal 'aalamiin...



Asty Annisawati

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments

In Flash Fiction

Little Things

Aku sedang sibuk menyalin tulisan yang ada di whiteboard  ketika seseorang menghantam kepalaku dengan... Penghapus?

"Hei, apa-apaan sih?" gerutuku tak terima pada seorang cowok yang duduk di bangku sebelahku.

Ia balas melirikku dengan matanya yang dingin itu. "Kenapa sih?" tanyanya malas sambil bertopang dagu.

"Pasti kamu yang nimpuk aku pake penghapus, iya kan?"

"Emang kenapa?"

"Sakit woy."

"Emang sakit. Kok malah protes?"

Cih. Menyebalkan. "Apa maksudmu dengan melempariku penghapus, hm?"

Ia menaikkan kepalanya. Tubuhnya sekarang menghadap ke arahku. "Kamu kurang tidur." katanya. "Kamu jarang ketawa lagi. Jarang ngobrol. Kurang makan pula. Turun berapa kilo?"

Apaan sih? Memangnya ada yang salah dengan itu semua? "Urusanmu? Kok kamu yang malah repot?"

Ia tetap bertahan dengan tatapan dingin dan sikap diamnya. Aku diam, menunggunya menjawab argumenku yang baru saja kulontarkan.

Ia berbalik. Menghadap depan, lurus ke whiteboard yang kini polos. Merasa tak diacuhkan, aku menghentakkan kakiku kesal.

"Ck! Jawab pertanyaanku bisa nggak? Kamu"



"Aku kesepian."

Kemudian, dengan cueknya ia meninggalkanku yang masih diam atas jawabannya.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments