In Ekonomi Kelembagaan Sekolah

Teori Modal Sosial - Networking, Penting?

Hasil gambar untuk social capital


Kalian mungkin pernah mendengar tentang ilmu sosiologi, yaitu ilmu yang mempelajari perilaku individu, baik antar individu, kelompok, atau lembaga. Nah, biasanya ilmu sosiologi dan ekonomi ini seringkali dianggap bertentangan. Misalnya, dalam mengidentifikasi persoalan tentang pembangunan, pendekatan ilmu ekonomi (baik klasik/neoklasik) menganggap bahwa kelembagaan informal tidak memiliki pengaruh terhadap kegiatan ekonomi. Sebaliknya, ilmu sosiologi menentang asumsi rasionalitas material sebagai desain pembangunan.

Tapi, lama-kelamaan jarak itu semakin kabur, kesenjangan itu semakin dekat, salah satunya karena dijembatani oleh adanya teori modal sosial.

📜Akar dan Definisi Modal Sosial

Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Pierre Bourdieu yang dipublikasikan dalam bahasa Prancis pada tahun 1970-an dan kurang mendapat perhatian dari para ahli, tetapi setelah James S. Coleman mempublikasikan topik yang sama pada tahun 1993, barulah para intelektual mulai menaruh perhatian pada topik ini.

Kenapa topik ini mendapatkan begitu banyak perhatian? Hal ini karena cakupan dan relevansi topik modal sosial ini sangat kasat mata. Berbeda dengan dua modal yang lebih dulu populer, yaitu modal ekonomi (capital) dan modal manusia (human capital), modal sosial baru bisa terjadi apabila ia berinteraksi dengan struktur sosial. Pada modal ekonomi, kita dapat melakukan aktivitas ekonomi tanpa harus terpengaruh dengan struktur sosial, begitu juga dengan modal manusia.

Menurut James S. Coleman sendiri, modal sosial bukanlah sebuah entitas tunggal, tetapi majemuk yang mengandung dua elemen:
  • Modal sosial mencakup beberapa aspek dari struktur sosial
  • Modal sosial memfasilitasi tindakan tertentu dari para aktornya di dalam struktur tersebut
Banyak intelektual yang mencoba mengartikan teori modal sosial ini, tetapi definisi tersebut akhirnya disatukan dalam tiga konsep besar, yaitu:
  • Coleman: fokus melihat modal sosial sebagai struktur hubungan sosial, khususnya peran modal dalam mengakuisisi modal manusia
  • Bourdieu: lebih peduli pada kemampuan modal sosial dalam menghasilkan sumber daya ekonomi
  • Putnam: menekankan hubungan kerja sama yang memapankan demokrasi melalui keanggotaan kelompok sipil
Melalui serangkaian pengertian tersebut, terdapat sebuah aforisme (pernyataan singkat) terkenal yang menyatakan bahwa "It's not what you know, it's who you know that matters" Dengan adanya dasar tersebut, modal sosial bisa merujuk pada norma atau jaringan yang memungkinkan orang untuk melakukan tindakan kolektif.

Kemudian, apa saja bentuk-bentuk dari modal sosial? Coleman menyebutkan setidaknya terdapat tiga bentuk dari modal sosial:
  • Struktur kewajiban (obligations), ekspektasi, dan kepercayaan
    Nah, dalam konteks ini, bentuk modal sosial tergantung dari dua elemen kunci, yaitu kepercayaan dari lingkungan sosial dan perluasan aktual dari kewajiban yang sudah dipenuhi. Dari perspektif ini, dapat disimpulkan bahwa individu yang tinggal dalam struktur sosial dengan tingkat kepercayaan tinggi memiliki modal sosial yang lebih baik.
    Dalam modal sosial yang bertumpu pada kepercayaan dan ekspektasi, seseorang yang dianggap jujur dan reputasinya bagus akan lebih mudah mendapatkan penghargaan daripada individu yang tidak memiliki kredibilitas. Modal sosial dalam bentuk inilah yang dapat ditransformasikan menjadi keunggulan untuk mendapatkan benefit ekonomi.
  • Jaringan informasi
    Informasi sangat penting karena kita bertindak sesuai dengan informasi yang kita miliki. Tetapi, ingat bahwa informasi mahal harganya. Individu yang memiliki jaringan yang lebih luas akan lebih mudah (dan murah tentunya) untuk mendapatkan informasi (modal sosialnya tinggi). Implikasinya, keputusan yang dilakukan bisa diambil secara tepat dan cepat sehingga menghasilkan keuntungan.
  • Norma dan sanksi yang efektif
    Norma dalam sebuah komunitas yang mendukung individu untuk mendapatkan prestasi tentu saja merupakan salah satu modal sosial yang penting. Norma lebih berorientasi untuk menyiapkan kerangka budaya yang memberi arahan dan keamanan bagi kehidupan yang lebih baik. Contohnya, norma yang mengucilkan orang yang suka bermalas-malasan akan mendorong komunitas di mana norma tersebut diterapkan untuk menjadi lebih rajin.
Menurut Lina dan Von Bern, modal sosial juga memberikan sumbangan positif dan dapat memperkuat kinerja organisasi. Dengan kata lain, modal sosial dapat menjadi aset bagi suatu organisasi maupun anggotanya. Lebih spesifiknya lagi, modal sosial dapat:
  • Memengaruhi kesuksesan pekerjaan/profesional
  • Membantu pekerja menemukan pekerjaan dan menciptakan portofolio pekerja yang lebih baik di organisasi
  • Memfasilitasi pertukaran sumber daya antarunit
  • Memotivasi pembaruan/kebaruan, penciptaan modal intelektual, dan efisiensi multifungsi kelompok
  • Mengurangi perubahan pekerjaan karyawan
  • Memperkuat hubungan dengan pemasok, jaringan produksi regional, dan pembelajaran organisasi
Melalui uraian diatas, secara umum teori modal sosial ini dapat didekati melalui dua perspektif, yaitu:
  • Perspektif pelaku (Bourdieu): melihat modal sosial berisi sumber daya dimana pelaku individu dapat menggunakannya karena kepemilikannya terhadap jaringan secara eksklusif.
  • Perspektif masyarakat (Putnam): melihat modal sosial sebagai barang publik yang diatur oleh organisasi dan jaringan horizontal yang eksis dalam masyarakat.

Coleman sendiri melihat dari dua sudut pandang sekaligus, tetapi dengan cakupan yang lebih luas mengenai bentuk modal sosial, termasuk ekspektasi, norma, dan sanksi.

Hasil gambar untuk team

📜Modal Sosial: Empat Perspektif

Mengapa sumber daya yang melekat dalam jaringan sosial dapat memperkuat pencapaian sebuah tindakan? Untuk menjawab pertanyaan ini, terdapat empat argumen:

  • Aliran informasi. Dalam pasar yang tidak sempurna, ikatan sosial dalam posisi strategis dapat menyediakan individu dengan informasi yang berguna. Dengan adanya informasi yang berguna ini, berarti individu tersebut dapat mengurangi biaya transaksi untuk melakukan tindakan ekonomi.
  • Ikatan sosial bisa memengaruhi pelaku. Contohnnya seperti supervisor organisasi yang memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan.
  • Ikatan sosial mungkin diberikan oleh organisasi atau pelakunya sebagai sertifikasi kepercayaan sosial individu, yakni sesuatu yang merefleksikan aksesibilitas individu terhadap sumber daya lewat jaringan dan relasi yang dimiliki.
  • Hubungan sosial diekspektasikan dapat memperkuat kembali identitas dan pengakuan. Penguatan kembali sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan mental dan pembagian sumber daya.
Konsep modal sosial ini tidak dipakai secara tunggal, tetapi memiliki dimensi yang multispektrum. Hingga saat ini terdapat empat cara pandang terhadap modal sosial, diantaranya adalah:
  1. Pandangan Komunitarian
    Pandangan ini menyamakan modal sosial dengan organisasi lokal, seperti klub, asosiasi, dan kelompok sipil. Komunitarian melihat jumlah dan keeratan kelompok dalam sebuah komunitas merupakan sesuatu yang baik dan bernilai positif bagi kesejahteraan komunitas.
  2. Pandangan Jejaring (network)
    Pandangan ini menekankan pentingnya asosiasi vertikal dan horizontal diantara orang-orang yang dan relasinya dengan organisasi lain. Jejaring modal sosial sebagai ikatan karena kekuatan hubungan di dalam sebuah komunitas bisa memberikan sebuah identitas dan tujuan bersama.
  3. Pandangan Kelembagaan
    Pandangan ini menganggap bahwa vitalitas jaringan komunitas dan masyarakat sipil merupakan produk dari sistem politik, hukum, dan lingkungan kelembagaan.
  4. Pandangan Sinergi
    Pandangan ini berupaya mengintegrasikan konsep jejaring dan kelembagaan. Sinergi antara pemerintah dan warga negara didasarkan atas prinsip komplementer (hubungan saling menguntungkan) dan kelekatan (sifat dan luas ikatan yang dapat menghubungkan warga negara dengan pejabat publik).
📜 Modal Sosial: Implikasi Negatif

Meskipun konsep modal sosial ini telah diakui eksistensinya dan relevansinya dalam dataran teoritis maupun empiris, namun masih banyak ketidaksepakatan menyangkut beberapa hal mendasar sehingga menimbulkan kontroversi yang tak berujung. Setidaknya, kontroversi menyangkut konsep modal sosial ini bisa dibagi dalam empat isu yang ditunjukkan oleh tabel di bawah ini:

Isu
Isi
Masalah
Aset kolektif atau individu?
(Coleman, Putnam)
Modal social sebagai asset kolektif
Membaur (confounding) dengan norma dan kepercayaan
Closure atau jaringan terbuka?
(Bourdieu, Coleman, Putnam)
Kelompok harus tertutup dan rekat (dense)
Visi kelas masyarakat dan ketiadaan mobilitas
Fungsional
(Coleman)
Modal social diindikasikan oleh efeknya terhadap tindakan tertentu (particular)
Tautologi (sebab ditentukan oleh efek yang dihasilkan)
Kontroversi mengenai pengukuran
(Coleman)
Tidak bisa dikuantifikasi
Heuristik, tidak dapat disalahkan (not falsifiable)

Di luar kontroversi di atas, bahasan mengenai konsep ini selama ini didominasi oleh cara pandang yang terlalu positif. Artinya, menempatkan modal sosial sebagai variabel yang dapat memberikan manfaat bagi kepentingan bersama. Padahal, modal sosial yang bertumpu pada interaksi antar manusia dalam struktur sosial yang inheren di dalamnya, bisa saja menimbulkan implikasi negatif, misalnya bagi alokasi kegiatan ekonomi.Setidaknya, terdapat empat konsekuensi negatif dari modal sosial:

  • Ikatan sosial yang terlalu kuat cenderung akan mengabaikan atau membatasi akses pihak luar memeroleh peluang yang sama dalam melakukan kegiatan ekonomi, misalnya untuk mendapatkan pekerjaan. Bahkan, secara lebih jauh ikatan sosial dapat menjadi sumber diskriminasi laten yang merusak iklim persaingan sehat.
  • Sangat mungkin terjadi dalam sebuah kelompok terdapat beberapa individu yang berpotensi mengganjal individu lainnya karena kepemilikan akses, misalnya informasi yang lebih besar. Atau, kelompok yang berupaya menghalangi anggotanya mengembangkan bisnisnya karena akan mengganggu kepentingan kelompok tersebut.
  • selalu ada sebuah pilihan atas sebuah dilema antara solidaritas bersama dan kebebasan individu. Dalam sebuah komunitas yang memiliki norma yang kuat, kontrol sosial umumnya represif, sehingga berpotensi menghalangi kebebasan personal tiap anggotanya. Norma yang sangat kuat bisa memungkinkan setiap anggota kelompok saling mengawasi sehingga tidak ada celah bagi individu untuk berbuat menyimpang.
  • Sering terjadi sebuah situasi dimana solidaritas kelompok dibangun berdasarkan pengalaman bersama untuk melawan masyarakat yang mendominasi. Dalam posisi ini, sebuah kelompok masyarakat, atas nama norma, dapat menentukan hidup-matinya individu atau kelompok lainnya. Hasilnya, ruang lingkup norma menyempit, yang seharusnya norma bisa melindungi anggotanya dari praktik penindasan tapi nyatanya tidak.
Hasil gambar untuk team fancy quote


📜 Modal Sosial dan Pembangunan Ekonomi

Dalam konteks ilmu ekonomi, tentu saja modal sosial ini kerap dikaitkan dengan pembangunan ekonomi. Jadi, meskipun modal sosial ini lahir dari ranah sosiologi, begitu sampai dalam kupasan bidang ilmu ekonomi, dianggap sebagai bagian dari bentuk modal yang diharapkan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.

Sebelum mengupas hubungan antara modal sosial dan pembangunan ekonomi, terlebih dulu akan dipaparkan perbedaan antara pertukaran ekonomi dan pertukaran sosial, yang akan dijelaskan melalui tabel di bawah ini:

Elemen
Pertukaran Ekonomi
Pertukaran Sosial
Fokus pertukaran
Transaksi
Hubungan (relationship)
Kegunaan (optimisasi)
Laba relative terhadap biaya dalam transaksi (transaction at a cost)
Laba relative terhadap biaya dalam hubungan (relationship at a cost)
Pilihan rasional
Relasi alternative
Biaya transaksional dan reduksi
Transaksi alternative
Biaya hubungan/relasional dan reduksi
Bentuk pembayaran (episodic payoff)
Uang (kredit ekonomi, utang ekonomi)
Pengakuan/recognition (kredit social, utang sosial)
Penghargaan umum (generalized payoff)
Kesejahteraan (status ekonomi)
Reputasi (status sosial)
Penjelasan logika (explanatory logic)
Hukum alam (law of nature)
Daya tahan pelaku
Optimisasi laba
Hukum manusia (human nature)
Daya tahan kelompok
Minimalisasi kerugian

Dalam perspektif rasionalitas transaksional, yang digunakan untuk melakukan analisis pertukaran sumber daya ekonomi, tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan modal ekonomidan kepentingan dalam aspek transaksional pertukaran yang dimediasi oleh harga dan uang. Kegunaan pertukaran adalah untuk mengoptimalisasi keuntungan transaksional, sedangkan pilihan rasional didasarkan pada analisis hubungan alternatif yang memproduksi beragam keuntungan dan biaya transaksional.

Rasionalitas relasional sebaiknya diimplikasikan dalam pertukaran sosial, dengan berfokus pada aspek relasional dari pertukaran, biasanya diperantarai oleh pengakuan. Motivasi melakukannya adalah untuk mendapatkan reputasi lewat pengakuan dalam kelompok, sementara kegunaan pertukaran adalah untuk mengoptimasi keuntungan.

Modal sosial ternyata bisa menjadi alternatif untuk mengalokasikan kegiatan ekonomi secara efisien bila pasar tidak sanggup mengerjakannya. Misalnya dalam kasus barang publik, pemindahan produksi dan pengelolaan barang dan jasa publik kepada individu akan meningkatkan tanggung jawab dan keeratan komunitas sehingga efisiensi atas produk barang publik tersebut dapat dicapai, seperti keberhasilannya untuk meminimalisasi free rider.

Hubungan lain antara modal sosial dan pembangunan ekonomi juga adalah melalui adanya kerja sama. Kerja sama membutuhkan kepercayaan dalam tiap anggotanya (dimana dalam ekonomi modern kepercayaan ini bisa berupa kontrak yang telah disepakati antar pihak). Masyarakat yang memiliki kepercayaan tinggi akan sanggup melakukan kerja sama sampai level organisasi yang besar.

Related Articles

0 wanderer:

Posting Komentar