Ekonomi kelembagaan berbeda jauh dengan mahzab klasik maupun neoklasik. Karena dalam ekonomi kelembagaan, setiap teori yang dipelajari mendekati realitas yang sebenarnya. Ekonomi kelembagaan memasukkan aspek-aspek ilmu sosial, yaitu politik, hukum, budaya, dan lain-lain. Konsekuensi dari banyaknya aspek ini adalah formulasi ekonomi kelembagaan menjadi berbeda-beda dalam sistem ekonomi yang berbeda juga.
📜 Kelembagaan Kapitalisme dan Sosialisme
Sistem ekonomi kapitalis atau kapitalisme telah
menjadi suatu sistem ekonomi yang besar dan sukses di dunia ini.Dalam
sejarahnya kapitalisme terbukti menjadi awal terjadinya transformasi ekonomi
yang besar serta mampu membawa negara penganut sistem ini seperti Amerika
Serikat meraih kejayaannya terutama dalam bidang industri (industrial
capitalism). Ada beberapa ciri atau karakteristik yang menggambarkan bentuk
sistem kapitalis ini, antara lain:
- Kegiatan ekonomi
dalam sistem kapitalis ini dikendalikan sepenuhnya oleh pasar (market) secara
bebas dengan harga sebagai pemain utama dalam sistem.
- Adanya kebebasan
untuk mempunyai hak kepemilikan swasta/pribadi (private property right) sebagai
dasar melakukan transaksi (exchange). Hak kepemilikan ini merupakan salah satu
fungsi terpenting dari kapitalisme sehingga individu/swasta dapat mengeksekusi
kegiatan ekonomi secara bebas.
- Terdapat tiga
pemilik faktor produksi yakni pemodal (capital), tenaga kerja (labor), dan
pemilik lahan (land). Dalam kegiatan ekonomi para pemilik modal akan
mendapatkan profit (laba), tenaga kerja mendapat upah (wage), dan pemilik lahan
akan mendapatkan hasil dari sewa (rent).
- Adanya prinsip
free entry and exit barriers di mana tidak ada halangan bagi pelaku ekonomi
untuk masuk dan keluar pasar.
Selain ekonomi kapitalisme, sistem ekonomi kapitalisme
hadir sebagai pelengkap atas segala kekurangan ekonomi kapitalisme. Persoalan
mendasar dari ekonomi kapitalisme adalah ketika inovasi produksi dilakukan maka
akan tercipta efisiensi dan profit yang lebih besar. Akan tetapi, pembagian
keuntungan atas inovasi ekonomi selalu tidak bisa terbagi secara proporsional
kepada masing-masing pemilik faktor produksi.Hal tersebut dikarenakan
perkembangan infrastruktur seperti inovasi teknologi/produksi selalu tidak
diiikuti dengan penataaan faktor-faktor produksi.Berdasarkan realita ini sistem
ekonomi sosialis lebih berorientasi pada meletakkan faktor-faktor produksi
(means of production) di bawah kontrol negara. Perbedaan mendasar antara sistem
ekonomi kapitalis dan sosialis terletak pada peran pemerintah.Dalam sistem ekonomi
kapitalis peran pemerintah sangat terbatas bahkan perannya diminimalisir,
sedangkan dalam sistem ekonomi sosialis pemerintah/negara memegang peranan
penting dalam perekonomian, bahkan hampir seluruh kegiatan ekonomi dikendalikan
oleh negara. Peran pemerintah dalam pemerintah dapat kita lihat melalui
poin-poin berikut :
- Segala keputusan
produksi dan investasi tidak dilakukan melalui pasar dan para kapitalis (sektor
privat), akan tetapi dipegang sepenuhnya oleh negara melalui perencaan terpusat
(central plan). Perencanaan ini meliputi target peningkatan pertumbuhan ekonomi
nasional dan aspek yang dibutuhkan untuk mencapai target tersebut.
- Pemerintah/negara
memegang kendali sepenuhnya atas tersedianya sumber daya demi memenuhi
kebutuhan warga negara (the entire society) berdasarkan tindakan kolektif bukan
kepentingan pribadi.
- Berbeda dengan
kapitalisme, negara tidak hanya sebagai agen yang mengalokasikan/fasilitator
kegiatan ekonomi namun juga sebagai pelaku aktivitas ekonomi itu sendiri.
- Hak kepemilikan
pribadi tidak dianggap serta diubah strukturnya menjadi hak kepemilikan negara.
Hal ini terjadi di negara Kuba pada masa pemerintahan Fidel Castro yang
menjadikan segala faktor produksi swasta menjadi milik negara. Ini dilakukan dengan
harapan dapat memangkas ketimpangan pendapatan yang terjadi sebelumnya.
📜 Ekonomi Kelembagaan dan Demokrasi
Sistem politik demokrasi dikenal sebagai sebuah sistem
politik yang menganut kebebasan. Sistem politik ini jauh berbeda dengan sistem
ekonomi kapitalisme yang berorientasi pada kebebasan pasar, sehingga
kapitalisme dianggap merupakan kondisi yang penting untuk menuju kebebasan
politik. Demokrasi sebagai sistem politik memberikan dua jaminan akan hal
penting, yakni hak-hak politik (political rights) dan kebebasan sipil (civil
liberties), akan tetapi kurang memberikan jaminan secara langsung bagi
pertumbuhan ekonomi. Hak-hak politik di sini memiliki arti sebagai hak
berpatisipasi memaknai proses politik, sedangkan kebebasan sipil adalah hak
menyatakan ekspresi, mengorganisasi, dan melakukan demonstrasi, serta
memperoleh otonomi dalam hal kebebasan beragama, pendidikan, perjalanan, dan
hak personal lainnya.
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Tavarez dan
Wacziarg menunjukkan bahwa demokrasi bisa mendukung pertumbuhan ekonomi melalui
peningkatan akses kepada pendidikan, ketimpangan pendapatan per kapita, dan
rendahnya konsumsi pemerintah yang artinya efek demokrasi terhadap pertumbuhan
ekonomi tidak secara langsung.Pandangan lain mengatakan bahwa negara yang
memiliki kelembagaan yang lebih sempurna (seperti adanya jaminan kepemilikan
dan intervensi pemerintah yang tepat) akan mempunyai kualitas pembangunan
ekonomi yang lebih baik. Pandangan ini juga didukung oleh studi yang dikerjakan
Thomas (2001:156) yang menunjukkan bahwa negara yang indeks demokrasinya tinggi
berkorelasi dengan pendapatan per kapita dan pengeluaran sosial yang juga
tinggi.
Berbeda dengan sistem politik demokrasi yang menganut
kebebasan berpolitik, sistem politik ototriter seakan-akan menjadi sebuah
sistem yang sangat bertolak belakang dengan demokrasi.Jika sistem politik
demokrasi menjamin adanya hak-hak politik dan kebebasan sipil maka berbeda
dengan sistem politik otoriter yang tidak memberikan tempat bagi kelompok sipil
untuk menyalurkan aspirasi politik dan kebebasan privat lainnya.Ciri yang
sangat menonjol dari sistem politik ini adalah adanya sentralisasi atau
pemusatan kekuasaan kepada satu titik, yakni negara.Negara memiliki kewenangan
yang mutlak atas rakyatnya.Sistem politik ini mengasumsikan bahwa negara dapat
melakukan kontrol secara penuh terhadap segala aspek kehidupan serta dapat
memaksakan rakyatnya untuk mematuhi segala aturan demi mencapai tujuan dan
cita-cita negaranya.Sistem politik otoriter ini memiliki dua sisi dimana
terdapat sisi positif dan negatifnya:
Sisi
positif sistem politik otoriter:
- Memiliki efektivitas yang tinggi dalam pengambilan keputusan, karena
dalam pengambilan keputusan ditentukan oleh satu pertimbangan yang dianggap
benar dan tidak perlu dicampuri dengan pertimbangan lain yang tidak disetujui.
- Tidak
adanya peluang bagi pihak manapun untuk melakukan pemberontakan, pembangkangan,
maupun penolakan atas tujuan yang akan dicapai. Contohnya sebuah negara yang
ingin melakukan reformasi ekonomi. Dengan adanya reformasi ekonomi ini akan
memberikat mengubah perekonomian secara fundamental sehingga pasti akan muncul
pihak yang diuntungkan maupun yang dirugikan. Dengan kewenangan penuh yang
dimiliki oleh negara (sentralisasi), peluang bagi pihak yang dirugikan untuk
menggagalkan reformasi tidak akan ada sehingga reformasi ekonomi dapat tetap
berjalan.
- Segala
sesuatunya diatur oleh negara, sehingga kebijakan yang dibuat dapat berjalan
sesuai rencana. Rezim otoriter juga dapat berfungsi sebagai kelembagaan yang
mengelola aturan main, memberikan insentif bagi yang menaati peraturan, dan
menghukum pelanggar aturan atau kebijakan tersebut.
- Dalam
beberapa kasus seperti China, Indonesia dan Korea Selatan sistem ini dapat
membantu mengurangi kemiskinan. Pasalnya, para pemimpin negara yang otoriter
berusaha memperkuat domain kekuasannya dengan berupaya memperbesar output
nasional. Sebagian outpuini kemudian dibagikan kepada pendukungnya untuk
melanggengkan kekuasaan. Akan tetapi, penjelasan ini bukan merupakan
satu-satunya alasan mengapa sistem politik otoriter dapat mengurangi
kemiskinan.
Sisi
negatif sistem politik otoriter :
- Persoalan yang selalu muncul adalah ketidakuratan kebijakan yang dibuat
karena sering kali menggunakan informasi yang kabur. Hal ini mungkin saja
terjadi mengingat bahwa tidak semua warga negara memiliki kewenangan politik
untuk menyampaikan informasi, sehingga informasi hanya didapat melalui satu
sumber yang dipercaya walaupun informasi yang didapat tidak jelas adanya.
- Rezim
otoriter kurang memiliki kemampuan untuk mengatas permintaan barang dan jasa
yang semakin besar, berkembang, dan kompleks. Permintaan yang semakin kompleks
akan menyebabkan transaksi antar pelaku ekonomi menjadi semakin rumit, namun
kemampuan rezim otoriter untuk mengatur supaya kelembagaan dapat berjalan
menjadi semakin melemah.
- Dengan
perekonomian yang semakin kompleks, arus informasi dari sistem ini akan semakin
sukar dikendalikan dan potensi sumber-sumber imperfect information dalam bentuk
moral hazard dan adverse selection makin menguat seiring banyak pihak
berkepentingan yang muncul.
- Ketika
biaya transaksi meningkat dan daya saing menurun yang kemudian menyebabkan
perekonomian makin rentan terhadap guncangan luar maupun dalam, di saat ini lah
biasanya terjadi ketiadaan aturan main atau kevakuman kelembagaan pada
pemerintahan otoriter.
📜 Perubahan Kelembagaan dan Pembangunan Ekonomi
Negara-negara yang dikelompokkan berdasarkan
ketersediaan aturan main hak kepemilikan, investasi modal manusia (human
capital/pendidikan), dan kinerja ekonomi menunjukkan hubungan yang kuat antara
peranan kelembagaan dalam pembangunan ekonomi. Negara-negara tersebut dibagi
dalam lima kategori:
- Negara-negara Asia Timur, yaitu Hongkong, Indonesia, Korea, Malaysia,
Singapura, Taiwan, dan Thailand.
- Negara-negara
yang tergabung dalam OECD, yakni Mesir, Irlandia, Jepang, Portugal, Spanyol,
dan Turki yang memiliki GDP per kapita kurang dari US$ 2.900 pada tahun 1960.
- Negara-negara Sub Sahara Afrika.
- Negara-negara Amerika Latin
- Negara-negara kaya non-OECD, seperti Argentina, Saudi Arabia, Thailand,
Uruguay, dan Venezuela yang memiliki GDP per kapita lebih dari US$ 2.900 pada
tahun 1960.
Hal ini memperlihatkan pendapatan per kapita awal yang
tinggi (initial per capita income) tidak memberikan jaminan bagi kinerja
perekonomian yang bagus dalam jangka panjang, dan sebaliknya.
Contoh mikro tentang pentingnya kelembagaan dalam
pembangunan ekonomi yaitu transaksi ekonomi (pertukaran/jual beli) masyarakat
di negara-negara yang kelembagaannya kuat, cenderung lebih banyak menggunakan
cek, transfer antar bank, maupun surat-surat berharga lainnya dibandingkan
dengan menggunakan uang tunai. Hal ini karena pelaku transaksi percaya bahwa
pemakaian instrumen tidak memunculkan penipuan atau klaim uangnya
ditolak.Kepercayaan pelaku transaksi ini didasarkan adanya aturan yang
memungkinkan semua pelaku transaksi tidak dirugikan.
Contoh makro tentang pentingnya kelembagaan dalam
pembangunan ekonomi yaitu negara-negara yang jaminan hak kepemilikannya lemah
cenderung akan ditinggalkan oleh investor domestik maupun asing. Hal ini karena
ketakutan para investor untuk melakukan ekspansi modal yang disebabkan oleh
perusahaan yang sewaktu-waktu bisa dinasionalisasi (asing) dan pembatalan
kontrak oleh pemerintah (domestik).Adanya peristiwa tersebut mengakibatkan laju
pertumbuhan ekonomi menjadi lambat, karena tidak ada insentif bagi orang untuk
berinvestasi. Sehingga setiap undang-undang mengenai Penanaman Modal Asing
(PMA) di sebuah negara dijelaskan secara detail tentang jaminan hak kepemilikan
agar investor memiliki kepastian hak kepemilikan lahan dan perusahaannya.
Negara-negara yang menganut perencanaan terpusat
dicirikan sebagai berikut
Pada level
makro:
- Angka
inflasi fluktuatif
- Pemerintah sering mengalami defisit
anggaran yang besar
- Nilai
tukar uang domestik tidak stabil
- Perdagangan lebih ditujukan ke pasar domestik
Pada level
mikro:
- Harga
ditentukan pemerintah
- Perusahaan dimiliki pemerintah
- Iklim
pasar sangat monopolistis akibat intervensi pemerintah/negara
- Jaminan terhadap hak kepemilikan individu tidak ada
Pertanyaan kritis yang timbul pada negara berkembang
dengan adanya kelembagaan, yakni bagaimana keberadaan kelembagaan memposisikan
pelaku ekonomi lemah yang terjepit di antara para pelaku ekonomi yang telah
mapan. Dalam menjawab pertanyaan tersebut terdapat dua pendekatan, yaitu:
- Kelembagaan akan menempat semua pihak berada dalam posisi yang sejajar
karena adanya rule of law yang mengatur. Prosedur yang adil dan transparan akan
membuat semua pihak berada di posisi yang sejajar.
- Inefisiensi kelembagaan dalam wujud tidak adanya jaminan hak
kepemilikan, korupsi, penyalahgunaan infrastruktur publik, dan kebijakan yang
mendistorsi pasar akan lebih merugikan kelompok masyarakat yang lemah.
📜 Masih Adakah Tempat Untuk Negara?
Di samping memiliki fungsi rasional, negara juga wajib
mengemban peran etis untuk menyelamatkan setiap jengkal wilayah dan penduduk
yang menjadi bagian dari eksistensinya. Maksud etika di sini bukan sekadar
suatu pemikiran sistematis tentang moral, melainkan lebih dari itu adanya suatu
pemahaman yang selalu menanyakan secara kritis dan mendasar terhadap segala
hal, atau keseluruhan norma dan penilaian yang dipergunakan oleh masyarakat
untuk mengetahui bagaimana manusia (negara) seharusnya menjalankan
kehidupannya.
Dari kacamata ini, tidak dibenarkan sebuah upaya apapun
dikerjakan dengan jalan menenggelamkan individu (komunitas) yang satu di atas
hura-hura individu (komunitas) yang lain. Program-program rasional dari
pembangunan pada ujungnya tetap harus dihadapkan dengan pertanggungjawaban etis
negara. Jika setiap pergerakan rakyat cuma mengajak segelintir pelaku ekonomi,
maka peran etis negara wajib menghentikan program pembangunan tersebut. Cara
pandang ini tentu saja tidak berseberangan dengan upaya modernisasi, tetapi
hanya memastikan bahwa proses menuju kemajuan harus berlandaskan kepada cita-cita filsafat politik yang sudah
dirumuskan.
Fakta yang tidak bisa ditolak, setiap kebijakan pembangunan pasti
dianggap merupakan proses menuju kemajuan dan kemakmuran bersama. Tetapi yang
sering dialpakan, apakah proses pembangunan tersebut benar-benar telah didalami
dan dipandu dengan nilai-nilai dasar negara sehingga pengerjaannya tidak
mencederai sekelompok masyarakat tertentu. Hal inilah yang menjadikan
pertanyaan-pertanyaan etis wajib terus dikumandangkan demi menjaga kemaslahatan
bersama. Dari sinilah unsur etika bisa masuk dan sangat berperanan penting
dalam menghitung setiap nisbah pembangunan yang dilaksanakan.
Sedangkan dalam perspektif ekonomi kelembagaan, peran negara difokuskan
untuk membentuk kerangka kelembagaan yang dapat mengatur kegiatan ekonomi, hak
kepemilikan, penegakan, dan eksekusi hukum yang menghasilkan biaya transaksi.
Dengan begitu, jika peran negara dalam kegiatan ekonomi bisa dibagi dalam empat
klasifikasi, yakni stabilisasi makro ekonomi, mengoreksi kegagalan pasar,
redistribusi pendapatan, dan mengarahkan proses penyatuan kegiatan ekonomi;
maka peran yang terakhir merupakan wilayah yang menjadi konsentrasi peran
negara dalam perspektif ekonomi kelembagaan. Maksudnya, peran negara lebih
diarahkan untuk mendesain kegiatan ekonomi secara lebih efisien berdasarkan
kesetaraan informasi dan posisi tawar antar aktornya.
Sedangkan tiga peran
negara yang paling awal menjadi fokus dari pendekatan ekonomi klasik/neoklasik
dan Keynesian. Tentu saja ada banyak variasi derajat intervensi negara untuk
mengatur kegiatan perekonomian tersebut.
Dari beberapa kasus negara-negara yang mengadopsi derajat intervensi tersebut,
memang jarang negara (berkembang) yang mengambil model ekstrem (min/min atau max/max);
kebanyakan negara mengambil model antara posisi tinggi/tinggi (intervensi
ekstensif dengan tekanan pasar dikombinasikan dengan intervensi birokrasi) dan
posisi rendah-rendah (intervensi selektif dengan sistem pasar bebas berpasangan
dengan campur tangan minimal dalam sistem hak kepemilikan privat).
Sumber: Yustika, Ahmad Erani. 2013.
Ekonomi Kelembagaan: Paradigma, Teori, dan Kebijakan. Jakarta: Erlangga.
Fruityboo Extra Long Digital Titanium Styler - TITUNIA
BalasHapusFruityboo extra 2020 edge titanium long titanium wood stoves digital titanium styler for sale in Thackerville, IN. Get great deals on titanium solvent trap monocore bulk discount and titanium chainmail shop your favorite items in bulk at an affordable price. Rating: 4.7 grade 23 titanium · 28 reviews