Sasaran pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi, karena dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang baik, dapat mencerminkan kinerja ekonomi secara keseluruhan. Pertumbuhan ekonomi menjadi tolak ukur bagaimana negara mampu menyejahterakan masyarakatnya. Banyak cara yang dapat digunakan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi, salah satunya adalah melalui perspektif kelembagaan.
📜 Pendekatan Statis: Spesialisasi
Salah satu model pertumbuhan ekonomi yang paling populer dan menjadi tonggak kesuksesan kapitalis di negara maju adalah teori pertumbuhan Harrod-Domar dan Solow melalui fungsi produksinya. Sejak awal, negara kapitalis memiliki stok modal yang tinggi (berwujud tabungan) sehingga memudahkan proses penciptaan proses produksi (melalui investasi). Sebaliknya, di negara berkembang, stok modal sangat rendah sehingga proses investasi berjalan lambat. Biasanya, untuk mengatasi hal ini, negara berkembang melakukan kebijakan Penanaman Modal Asing atau meminta bantuan/hutang terhadap luar negeri. Intinya, investasi harus terus dilakukan karena hal tersebut merupakan satu-satunya sumber pertumbuhan ekonomi nasional.
Namun, dalam perspektif kelembagaan, sumber pertumbuhan ekonomi tidak harus bergantung pada investasi saja. Bahkan, apabila faktor teknologi dianggap konstan (given), pertumbuhan ekonomi juga dapat dicapai. Nah, pertumbuhan ekonomi tanpa adanya perubahan teknologi inilah yang disebut dengan pertumbuhan kasus statis.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam kurva kemungkinan produksi (PPP) berikut:
Dimisalkan suatu negara hanya memproduksi barang X dan Y yang merupakan sumbu horizontal dan vertikal, garis kurva merupakan batas maksimal produksi, sementara titik yang berada pada garis kurva merupakan titik paling efisien karena berarti sumber daya telah dimanfaatkan secara penuh. Apabila titik berada di dalam garis, seperti titik A, maka perekonomian tidak efisien. Dalam kasus ini, perekonomian bisa digerakkan dari titik A menuju titik B tanpa harus mengubah teknologi. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan produktivitas tenaga kerja melalui adanya spesialisasi pekerjaan. Dengan adanya spesialisasi pekerjaan, pekerja dapat mengerjakan tugasnya dengan baik sehingga produktivitasnya akan meningkat dan mutu pekerjaannya akan semakin tinggi.
Agar spesialisasi ini dapat berjalan dengan baik, diperlukan peran kelembagaan, baik formal maupun informal. Dalam kelembagaan formal, tingkat efisiensi diukur dengan rendahnya biaya transaksi, misalnya melalui adanya regulasi maupun memperkuat sistem penegakan.
Bagi kelembagaan informal, seperti agama, budaya, keyakinan, juga turut menentukan efisiensi dan produktivitas tenaga kerja. Contohnya seperti budaya disiplin dan kerja keras yang kuat diyakini akan memengaruhi produktivitas tenaga kerja. Sebaliknya, apabila budaya yang dianut tidak cukup kuat, maka dapat dipastikan produktivitas yang dihasilkan juga akan rendah.
📜 Pendekatan Dinamis: Perubahan Teknologi
Model sebelumnya adalah model lama yang hanya relevan di masa lalu. Saat ini, hampir sebagian besar produksi dipengaruhi oleh inovasi dan perubahan teknologi. Oleh karenanya, sekarang teknologi tidak dianggap sebagai faktor eksogen dalam proses produksi, tetapi dimasukkan sebagai variabel inti dari fungsi produksi (sejajar dengan modal dan tenaga kerja).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam kurva kemungkinan produksi (PPP) berikut:
DIasumsikan ekonomi beroperasi efisien dan pertumbuhannya ingin ditingkatkan. Maka untuk mencapainya ada dua cara, yaitu meningkatkan jumlah sumber daya dalam proses produksi (input meningkat, output juga akan meningkat). Tipe ini disebut sebagai pertumbuhan ekstensif. Cara kedua adalah dengan meningkatkan produktivitas sumber daya (input tetap dapat menghasilkan output yang lebih besar). Produktivitas tinggi ini disebabkan dari adanya teknologi. Pertumbuhan ini disebut dengan pertumbuhan intensif.
Bagaimana teknologi dapat ditingkatkan?
- Negara harus mempercepat dan memperkuat kreativitas manusia (individu diberikan kebebasan dan insentif untuk berpikir dan menciptakan hal baru. Masyarakat dilatih untuk berubah dan melawan status quo)
- Mengupayakan agar pasar modal berfungsi dengan baik.
- Menciptakan lingkungan yang kompetitif sehingga bisa menekan korporasi untuk terus memperbaiki produknya atau sanggup mengambil resiko.
Schumpeter mengenalkan konsep creative destruction dimana merupakan keberanian untuk merusak konsep lama dan digantikan dengan konsep baru. Contohnya adalah perusahaan yang terus berkembang dan meningkatkan teknologi yang dimilikinya agar dapat terus bersaing di pasar. Dalam jangka panjang, perusahaan ini akan bertahan karena mampu beradaptasi dengan baik.
Sayangnya, di negara berkembang, aspek penelitian dan pengembangan (R&D) masih sangat rendah dan pembiayaannya sedikit sekali, sehingga komitmen untuk mengerjakan perubahan hampir tidak terlihat. Pembiayaan R&D masih bertumpu pada pemerintah sehingga biayanya masih sangat kecil. Seharusnya, swasta juga dapat bergerak untuk mendorong pembiayaan R&D ini.
Hal lain yang bisa dilakukan oleh negara berkembang adalah memperbaiki sektor pendidikan. Dua aspek yang dapat dikerjakan oleh negara berkembang adalah: memberikan kebebasan akademik yang luas sehingga manusia yang bekerja di sektor pendidikan memiliki ruang dan keberanian untuk melakukan eksperimen baru, kemudian meningkatkan anggaran sektor publik sehingga kesempatan untuk mendapatkan pendidikan semakin besar.
📜 Hierarki dan Struktur Kepemilikan Korporasi
Saat ini terdapat tiga pendekatan berbeda dalam menjalankan organisasi ekonomi, yakni teori hak kepemilikan, teori agensi, dan biaya transaksi. Masing-masing menguji organisasi ekonomi dalam skema kontrak, dimana berbeda jauh dengan pandangan neoklasik yang tidak menganggap adanya kontrak.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan di bawah ini:
Secara umum, teori organisasi ekonomi terbagi dalam dua kategori besar, yaitu kontaktual (aliran kelembagaan) dan non-kontraktual (aliran neoklasik). Aliran kontraktual masih dibagi lagi menjadi empat klasifikasi kecil (plus teori pilhan publik). Pendekatan klasik tentu saja ditolak karena tiga hal, yaitu: batas perusahaan dianggap given, hak kepemilikan diasumsikan telah didefinisikan dengan baik, dan pengingkaran kontrak bisa diselesaikan dengan lancar dan tanpa biaya melalui pengadilan. Nyatanya, ketiga asumsi tersebut tidak benar.
Schlicht menganggap perusahaan sebagai kombinasi dari tiga mekanisme organisasi:
- Pasar internal dengan pertukaran
Merujuk pada motivasi pekerja dalam struktur insentif. Kontrol dilakukan melalui penetapan harga. - Mekanisme perintah/komando
Menyebabkan perusahaan seperti 'pulau kekuasaan' yang dapat menggantikan pasar (perusahaan punya otoritas untuk memutuskan kemauannya tanpa harus didikte oleh mekanisme pasar). - Mekanisme kebiasaan.
Melihat perusahaan sebagai 'suku kecil' dengan peran sosial yang saling menutup dan melekat dalam pembagian kerja. Proses inilah yang nantinya akan menimbulkan budaya korporasi.
Disepakati bahwa pengertian organisasi adalah kesepakatan perencanaan untuk mengumpulkan sumber-sumber daya produktif guna mengejar satu atau beberapa tujuan. Dalam praktik organisasi ekonomi yang lebih konkret, Hage dan Finsterbusch mengidentifikasi empat model organisasi yang efektif untuk diterapkan:
- Model birokrasi-mekanik
adalah model yang cocok untuk produksi dengan teknologi sederhana dalam pasar yang besar. Model ini menekankan produktivitas, efisiensi, dan produksi massal dengan modal yang intensif. - Model profesional-organik
tipe yang tepat untuk produksi dengan teknologi kompleks dengan pasar yang kecil. Menekankan pada inovasi, kualitas produk, dan jasa yang dibuat untuk kebutuhan pelanggan. - Model kerajinan tradisional
bentuk organisasi yang tepat untuk produksi sederhana dengan pasar yang kecil. - Model perpaduan organik-mekanik
model untuk produksi dengan teknologi yang kompleks dan pasar yang besar. Model ini menekankan pada efisiensi dan inovasi, kuantitas dan kualitas, serta jasa maupun beragam pelanggan dan produktivitas.
📜 Tata Kelola Perusahaan dan Restrukturisasi Korporasi
Dalam pendekatan ekonomi
biaya transaksi, perusahaan (firms) dilihat sebagai struktur tata kelola
(governance structures), menggantikan pandangan aliran neoklasik yang
menempatkan perusahaan sebagai fungsi produksi. Dalam pendekatan neoklasik,
kuantitas input digunakan dalam proses produksi yang telah terspesifikasi,
yakni melihat teknologi sebagai faktor eksogen yang akan menentukan kuantitas
output. Dalam tradisi ekonomi biaya transaksi, perbedaan derajat sisa stok dari
input yang berlainan akan mempengaruhi perilaku pemilik modal; ketidakmampuan
untuk mengamati kualitas atau upaya akan mempengaruhi efektivitas dari
input-input yang lain; kualitas manajerial akan menentukan seberapa baik
input-input bila dikombinasikan; dan seterusnya.mekanisme tersebut berlangsung
untuk menghindari terjadinya masalah biaya transaksi.
Oleh karena itu sejak
pandangan neoklasik mendominasi teori ekonomi dalam beberapa dekade terakhir,
pendekatan yang dimunculkan oleh ekonomi biaya transaksi ini bisa disebut
sebagai hal yang dramatis dan revolusioner.
Ada beberapa mekanisme untuk mengontrol
manajemen yang terdapat dalam kelola korporasi
- Model komisaris (the board of directors model): pemegang saham memilih komisaris bertidak mewakili kepentingan mereka, dan badan ini sbeliknya memonitor manajemen puncak dan meratifikasi keputusan penting. Badan ini juga terdiri dari eksekutif (yaitu tim manajemen) dan direktur non-eksekutif yang orang luar.
- Model perjuangan perwakilan (proxy fights model): tentu saja, jika kinerja anggota komisaris cukup buruk maka pemegang saham dapat menggantikannya.
- Model pemegang saham besar (large shareholders model): pemegang saham kecil memiliki sedikit insetif untuk memonitor manajemen atau meluncurkan model perjuangan perwakilan.
- Model pengambilalihan paksa (hostile takeovers model): pengambilalihan paksa pada prinsipnya merupakan mekanisme yang jauh lebih kuat untuk mendisiplinkan manajemen, karena model ini memungkinkan seseorang yang berhasil mengidentifikasi kinerja perusahaan kurang baaik bakal mendapatkan penghargaan yang besar.
- Model struktur keuangan (financial structure model): sumber disiplin lain yang penting bagi manajer adalah adanyaa insentif yang diberikan melalui struktur keuangan korporasi, khususnya pilihan perusahaan dalm melakukan utang (debt).
Sumber: Yustika, Ahmad Erani. 2012. Ekonomi Kelembagaan: Paradigma, Teori, dan Kebijakan. Jakarta: Erlangga.