Ekonomi Kelembagaan telah membuka cakrawala baru dalam perjalanan keilmuan saya. Sejak semester 3 saya berpikir, "Apakah di dalam ekonomi ada faktor-faktor lain daripada asumsi-asumsi klasik dan neoklasik yang telah diajarkan? Bukankah sebenarnya manusia itu makhluk yang irasional? Apakah bila saya memutuskan untuk mengonsumsi sesuatu karena rasa kasihan pada penjualnya, hal itu adalah tidak rasional dalam ekonomi?"
Hingga di tahun berikutnya saya bertemu dengan mata kuliah ini. Awalnya saya kira mata kuliah ini hanyalah salah satu mata kuliah yang lingkupnya terbatas hanya mengajarkan peran pemerintahan saja, karena namanya sendiri saja kelembagaan. Ternyata, yang saya dapatkan lebih jauh daripada sekadar kelembagaan.
Salah satu materi yang paling membekas dalam ingatan saya dan menurut saya adalah penting adalah biaya transaksi, saya jadi mengerti betapa mahalnya perjuangan untuk mendapatkan sebuah informasi. Kemudian teori modal sosial, betapa memiliki networking dengan orang lain mampu membawa dan mengembangkan kita ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Selain itu juga ada teori tindakan kolektif, bahwa pergerakan yang dilakukan oleh banyak orang akan jauh memberikan dampak dan pengaruh yang lebih besar (dan bahkan mampu merevolusi sebuah sistem pemerintahan) daripada hanya melakukan perubahan itu seorang diri.
Dan masih banyak lagi materi-materi lainnya yang saya anggap bermanfaat sekali dan membuat kami mampu melihat ekonomi dari perspektif baru.